LAZ Nurul Iman PT PAMA Bontang
Bantuan pengobatan yang diberikan LAZ PAMA sempat membuat pasien tidak percaya. Namun setelah dijelaskan bahwa biayanya akan ditanggung semua akhirnya mereka lega.
Pernyataan di atas agaknya cukup tepat menggambarkan upaya lembaga amil zakat (LAZ) Nurul Iman PT. PAMA Bontang Kalimantan Timur dalam membantu dhuafa. Ungkapan yang menentang larangan sakit bagi orang dhuafa karena kian mahalnya biaya pengobatan. Sehingga tidak banyak dhuafa yang bisa mengakses pengobatan layak. Kalaupun bisa, mereka hanya mendapatkan layanan secukupnya dengan kualitas minimal. Padahal, mereka juga manusia yang bisa sakit dan berhak mendapatkan pengobatan layak.
Berangkat dari alasan tersebut, LAZ berbasis perusahaan yang berpusat di provinsi Kalimantan Timur ini memprioritaskan pemberian layanan pengobatan sebagai salah satu program utama penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS). Sehingga banyak masyarakat dhuafa yang bisa terbantu saat mengalami sakit.
Menurut Ketua LAZ Nurul Iman PAMA Bontang, Rohman, sepanjang 2008, terdapat 25 dhuafa yang dibiayai untuk mendapatkan pengobatan layak. Mereka dirujuk ke beberapa rumah sakit tergantung tingkat sakitnya pasien. ''Kebijakan ini diambil karena yang namanya orang sakit harus cepat memperoleh penanganan pengobatan,'' katanya kepada Infoz+, Kamis, (1/1).
Rohman menceritakan, salah satu pasien yang dibantu LAZ adalah seorang penderita penyakit tumor. Penyakit itu telah diderita selama enam tahun. Saat mendapatkan pelayanan kesehatan, pasien dhuafa ini sempat khawatir mengenai pembayaran biaya operasi dan pengobatan penyakitnya. Padahal, ia telah mendapatkan penjelasan bahwa LAZ yang akan membiayai. Kemudian, LAZ kembali menjelaskan mengenai penangung jawab pembayaran dan pasien dhuafa akhirnya menjadi lega.
Komitmen LAZ Nurul Iman terhadap penyediaan layanan kesehatan juga dilakukan dalam beberapa langkah lain. Salah satunya adalah penyediaan pengobatan gratis tiap tiga bulan untuk masyarakat miskin di 10 desa binaan di wilayah Kaltim. Program tersebut bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), PT PAMA dan PT Indominco mandiri. Setiap program dilaksanakan sedikitnya 300 pasien dhuafa mendapatkan pengobatan gratis. ''Kemudian bila ada pasien yang menderita sakit serius, kita langsung rujuk ke rumah sakit atas biaya LAZ,'' kata Rohman yang berharap program pengobatan gratis rutin bisa terus berjalan di masa mendatang sehingga tidak ada lagi mustahik (penerima zakat) yang sulit mendapatkan bantuan kesehatan.
Awal tahun 2009 ini, LAZ tengah melakukan pendataan mustahik yang bakal menjadi penerima bantuan ZIS melalui pengembangan pusat data mustahik (PDM). Pendataan diprioritaskan bagi mustahik yang mengalami sakit dengan menyebarkan seribu formulir. Sedangkan, sumber pendanaan pengobatan gratis bagi mustahik usai didata adalah 60 persen dari dana zakat bagian fakir miskin yang berhasil dijaring LAZ sepanjang tahun ini.
Rohman juga menyebutkan, LAZ memiliki program penyaluran dana ZIS kedua. Program itu terkait pengembangan penyelengaraan belajar mengajar taman pendidikan Al Quran (TPA) sebanyak 40 unit. Program ini dilakukan LAZ mulai dari penyediaan sarana dan prasarana, pemberian insentif, dan pelatihan pelatihan bagi guru TPA profesional.
Sementara itu, LAZ Nurul Iman PAMA Bontang pertama kali didirikan pada Agustus 2002 oleh sejumlah aktifis Masjid Nurul Iman. Saat itu, pendirian dilakukan setelah pendiri melihat perolehan dana infaq shalat Jumat terus mengalami peningkatan signifikan. Karena itu, mereka berkeyakinan terdapat potensi dana sosial masyarakat yang bisa dijaring dan dikelola untuk membantu masyarakat dhuafa.
Selain itu, pendirian LAZ tersebut juga tidak lepas dari keberadaan perusahaan kontraktor pertambangan bernama PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Perusahaan ini memiliki lebih dari 10 situs kerja di Indonesia dengan 10 ribu tenaga kerja. Salah satu situs kerja terletak di Bontang Kalimantan Timur dan beroperasi sejak 1996 oleh PT Indominco Mandiri. Di situs ini, PT PAMA menjadi kontraktor utama pertambangan batu bara. Situs ini memiliki tenaga kerja sebanyak 1800. ''Dari total tenaga kerja itu, sekitar 87 persen Muslim sehingga potensi zakat sangat besar sekali,'' kata Rohman menguraikan.
Sektor pertambangan menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Mulai dari tenaga kerja skill maupun non skill. Di Indonesia khususnya pulau Kalimantan memiliki sumber daya alam yang sangat besar sehingga banyak investor yang datang ke wilayah itu, tentu saja dibarengi dengan tenaga kerja yang besar pula yang datang dari pelosok negeri. Salah satu adalah tambang batubara. Di Bontang Kalimantan timur terdapat tambang batu bara yang dimulai tahun 1996 yaitu PT. Indominco Mandiri. Sebagai kontraktor utamanya adalah PT. Pamapersada Nusantara (PAMA).
Menurut Rohman, karena pendirian LAZ berdiri sendiri dan situs kerja pertambangan PT PAMA tidak berhubungan dengan situs lain, maka pengembangan lembaga amil itu ikut menyesuaikan diri. Hal itu juga terkait perpindahan lokasi kerja perusahaan sesuai dengan masa kontrak proyek. ''Sebagai kontraktor, kami tidak bisa menetap. Bisa jadi umur proyek lima tahun atau lebih. Karena itu, hanya koordinasi pengelolaan saja,'' katanya yang tetap berharap mendapat dukungan dari manajemen pusat PT Pama di Jakarta.
Mengenai penjaringan, sepanjang 2008 LAZ memperoleh dana ZIS sebesar Rp 55 juta per bulan atau tumbuh signifikan dari awal tahun di bawah Rp 30 juta. Sedangkan, bila diakumulasi, dana ZIS terhimpun tahun itu mencapai Rp 650 juta lebih. ''Untuk tahun 2009 kita menetapkan target Rp 75 juta per bulan dan ditambah dana infaq insya allah bisa mencapai satu milyar,'' ujar Rohman.
Untuk merealisasikan target tahun depan, LAZ akan mengoptimalkan penjaringan zakat profesi, mal dan fitrah karyawan dan masyarakat. Selain itu, lembaga amil juga akan menjajaki kemungkinan penyerapan dana pengembangan masyarakat (community development) PAMA dan Indominco. Sementara, strategi pengemasan program penjaringan yang bakal dijalankan tahun ini adalah melalui pengajian akbar dan buletin tiap dua bulan. ''Kemudian untuk penguatan amil di tahun 2009 ini kita akan merekrut manajer yang sudah kita siapkan orang dengan mengikuti program Amil Development Program (ADP) yang telah dilaksanakan IMZ (Institut Manajemen Zakat) Jakarta,'' katanya. bai
Bantuan pengobatan yang diberikan LAZ PAMA sempat membuat pasien tidak percaya. Namun setelah dijelaskan bahwa biayanya akan ditanggung semua akhirnya mereka lega.
Pernyataan di atas agaknya cukup tepat menggambarkan upaya lembaga amil zakat (LAZ) Nurul Iman PT. PAMA Bontang Kalimantan Timur dalam membantu dhuafa. Ungkapan yang menentang larangan sakit bagi orang dhuafa karena kian mahalnya biaya pengobatan. Sehingga tidak banyak dhuafa yang bisa mengakses pengobatan layak. Kalaupun bisa, mereka hanya mendapatkan layanan secukupnya dengan kualitas minimal. Padahal, mereka juga manusia yang bisa sakit dan berhak mendapatkan pengobatan layak.
Berangkat dari alasan tersebut, LAZ berbasis perusahaan yang berpusat di provinsi Kalimantan Timur ini memprioritaskan pemberian layanan pengobatan sebagai salah satu program utama penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS). Sehingga banyak masyarakat dhuafa yang bisa terbantu saat mengalami sakit.
Menurut Ketua LAZ Nurul Iman PAMA Bontang, Rohman, sepanjang 2008, terdapat 25 dhuafa yang dibiayai untuk mendapatkan pengobatan layak. Mereka dirujuk ke beberapa rumah sakit tergantung tingkat sakitnya pasien. ''Kebijakan ini diambil karena yang namanya orang sakit harus cepat memperoleh penanganan pengobatan,'' katanya kepada Infoz+, Kamis, (1/1).
Rohman menceritakan, salah satu pasien yang dibantu LAZ adalah seorang penderita penyakit tumor. Penyakit itu telah diderita selama enam tahun. Saat mendapatkan pelayanan kesehatan, pasien dhuafa ini sempat khawatir mengenai pembayaran biaya operasi dan pengobatan penyakitnya. Padahal, ia telah mendapatkan penjelasan bahwa LAZ yang akan membiayai. Kemudian, LAZ kembali menjelaskan mengenai penangung jawab pembayaran dan pasien dhuafa akhirnya menjadi lega.
Komitmen LAZ Nurul Iman terhadap penyediaan layanan kesehatan juga dilakukan dalam beberapa langkah lain. Salah satunya adalah penyediaan pengobatan gratis tiap tiga bulan untuk masyarakat miskin di 10 desa binaan di wilayah Kaltim. Program tersebut bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), PT PAMA dan PT Indominco mandiri. Setiap program dilaksanakan sedikitnya 300 pasien dhuafa mendapatkan pengobatan gratis. ''Kemudian bila ada pasien yang menderita sakit serius, kita langsung rujuk ke rumah sakit atas biaya LAZ,'' kata Rohman yang berharap program pengobatan gratis rutin bisa terus berjalan di masa mendatang sehingga tidak ada lagi mustahik (penerima zakat) yang sulit mendapatkan bantuan kesehatan.
Awal tahun 2009 ini, LAZ tengah melakukan pendataan mustahik yang bakal menjadi penerima bantuan ZIS melalui pengembangan pusat data mustahik (PDM). Pendataan diprioritaskan bagi mustahik yang mengalami sakit dengan menyebarkan seribu formulir. Sedangkan, sumber pendanaan pengobatan gratis bagi mustahik usai didata adalah 60 persen dari dana zakat bagian fakir miskin yang berhasil dijaring LAZ sepanjang tahun ini.
Rohman juga menyebutkan, LAZ memiliki program penyaluran dana ZIS kedua. Program itu terkait pengembangan penyelengaraan belajar mengajar taman pendidikan Al Quran (TPA) sebanyak 40 unit. Program ini dilakukan LAZ mulai dari penyediaan sarana dan prasarana, pemberian insentif, dan pelatihan pelatihan bagi guru TPA profesional.
Sementara itu, LAZ Nurul Iman PAMA Bontang pertama kali didirikan pada Agustus 2002 oleh sejumlah aktifis Masjid Nurul Iman. Saat itu, pendirian dilakukan setelah pendiri melihat perolehan dana infaq shalat Jumat terus mengalami peningkatan signifikan. Karena itu, mereka berkeyakinan terdapat potensi dana sosial masyarakat yang bisa dijaring dan dikelola untuk membantu masyarakat dhuafa.
Selain itu, pendirian LAZ tersebut juga tidak lepas dari keberadaan perusahaan kontraktor pertambangan bernama PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Perusahaan ini memiliki lebih dari 10 situs kerja di Indonesia dengan 10 ribu tenaga kerja. Salah satu situs kerja terletak di Bontang Kalimantan Timur dan beroperasi sejak 1996 oleh PT Indominco Mandiri. Di situs ini, PT PAMA menjadi kontraktor utama pertambangan batu bara. Situs ini memiliki tenaga kerja sebanyak 1800. ''Dari total tenaga kerja itu, sekitar 87 persen Muslim sehingga potensi zakat sangat besar sekali,'' kata Rohman menguraikan.
Sektor pertambangan menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Mulai dari tenaga kerja skill maupun non skill. Di Indonesia khususnya pulau Kalimantan memiliki sumber daya alam yang sangat besar sehingga banyak investor yang datang ke wilayah itu, tentu saja dibarengi dengan tenaga kerja yang besar pula yang datang dari pelosok negeri. Salah satu adalah tambang batubara. Di Bontang Kalimantan timur terdapat tambang batu bara yang dimulai tahun 1996 yaitu PT. Indominco Mandiri. Sebagai kontraktor utamanya adalah PT. Pamapersada Nusantara (PAMA).
Menurut Rohman, karena pendirian LAZ berdiri sendiri dan situs kerja pertambangan PT PAMA tidak berhubungan dengan situs lain, maka pengembangan lembaga amil itu ikut menyesuaikan diri. Hal itu juga terkait perpindahan lokasi kerja perusahaan sesuai dengan masa kontrak proyek. ''Sebagai kontraktor, kami tidak bisa menetap. Bisa jadi umur proyek lima tahun atau lebih. Karena itu, hanya koordinasi pengelolaan saja,'' katanya yang tetap berharap mendapat dukungan dari manajemen pusat PT Pama di Jakarta.
Mengenai penjaringan, sepanjang 2008 LAZ memperoleh dana ZIS sebesar Rp 55 juta per bulan atau tumbuh signifikan dari awal tahun di bawah Rp 30 juta. Sedangkan, bila diakumulasi, dana ZIS terhimpun tahun itu mencapai Rp 650 juta lebih. ''Untuk tahun 2009 kita menetapkan target Rp 75 juta per bulan dan ditambah dana infaq insya allah bisa mencapai satu milyar,'' ujar Rohman.
Untuk merealisasikan target tahun depan, LAZ akan mengoptimalkan penjaringan zakat profesi, mal dan fitrah karyawan dan masyarakat. Selain itu, lembaga amil juga akan menjajaki kemungkinan penyerapan dana pengembangan masyarakat (community development) PAMA dan Indominco. Sementara, strategi pengemasan program penjaringan yang bakal dijalankan tahun ini adalah melalui pengajian akbar dan buletin tiap dua bulan. ''Kemudian untuk penguatan amil di tahun 2009 ini kita akan merekrut manajer yang sudah kita siapkan orang dengan mengikuti program Amil Development Program (ADP) yang telah dilaksanakan IMZ (Institut Manajemen Zakat) Jakarta,'' katanya. bai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar