-->

FOZ adalah Asosiasi Organisasi Pengelola Zakat Indonesia berfungsi sebagai wadah berhimpunnya BAZ dan LAZ di Indonesia. berdiri pada hari Jumuat Tanggal 19 Sep 1997
Hadiri dan Ramaikan World Zakat Forum Days 2010 di Yogyakarta 28th September - 2nd Oktober klik di sini

Minggu, 18 Oktober 2009

Dompet Dhuafa Akan Bangun 1.000 HUNTARA

Dompet Dhuafa (DD) Republika akan membangun 1.000 unit hunian Sementara (HUNTARA) untuk tempat tinggal korban gempa Sumatera Barat. Huntara adalah rumah sederhana dengan dimensi 5m x 6m berkonstruksi kayu, dinding triplek, dan atap seng yang akan menjadi "rumah" sementara korban gempa sembari menunggu kepastian bantuan rumah permanen dari Pemerintah.

Saat bersilaturrahim dengan Pemimpin Harian Umum Singgalang H. Basril Djabar, Selasa (13/10), Presiden Drektur Dompet Dhuafa H. Ismail A. Said menegaskan komitmen untuk membangun 1.000 Huntara bagi korban gempa. Bantuan diprioritaskan untuk korban dari kelompok dhuafa.

Direktur Program DD M. Arifin Purwakananta menjelaskan, material yang digunakan untuk membangun Huntara memiliki daya tahan 3 hingga 5 tahun. "Dalam rentang waktu itu korban gempa bisa mendiami Huntara yang lebih layak huni ketimbang tenda, sementara mereka menunggu bantuan pembangunan rumah permanen terealisasi," ujar Arifin.

Satu unit Huntara membutuhkan dana Rp. 7 juta. "Tapi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada pada masyarakat, insyaAllah biaya bisa ditekan sampai 50 persen," Arifin menjelaskan. Pihak DD menyatakan telah menyiapkan dan terus menghimpun dana untuk membiayai proyek besar ini.

10 Hari 1.000 Huntara
Pelaksanaan pembangunan akan diampu oleh tim Disaster Management Unit (DMU) DD dengan melibatkan warga penerima Huntara dan berbagai unsur masyarakat. Mengingat kebutuhan korban akan tempat tinggal yang layak sangat mendesak, DD menargetkan pembangunan 1.000 Huntara akan selesai dalam 10 hari.

Terhitung mulai hari ini (Rabu, 14/10) DMU-DD sudah memulai tahap persiapan pembangunan Huntara di lima wilayah. Tim teknis mulai mengumpulkan material dari berbagai sumber dan wilayah, sementara tim strategis bertugas mendata dan melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan warga calon penerima bantuan.

"Koordinasi dengan tokoh masyarakat setempat sangat penting. Adat dan tradisi goroh (gotong royong) masyarakat Minang adalah potensi luar biasa yang bisa digerakkan dengan keterlibatan ulama dan tokoh masyarakat setempat," kata Koordinator Aksi DMU-DD Iman Surahman di posko induk DMU-DD.

Iman menambahkan, untuk mempercepat proses pembangunan, DMU-DD akan melibatkan seluruh sumber daya lapangan yang ada, termasuk mengerakkan jaringan relawan dan TNI. "InsyaAllah, setelah tahap persiapan selesai dalam satu pekan ke depan, gong pembangunan 1.000 Huntara dalam sepuluh hari akan ditabuh pada Rabu (21/10) dan akan selesai pada 30 Oktober mendatang," tegas Iman.

Sementara ini DMU-DD sudah mencapai kesepakatan dengan warga dan tokoh masyarakat di lima wilayah untuk pembangunan Hunatara. Lima wilayah itu adalah Korong (Dusun) Parit dan Korong Rawang, Nagari Tapakis, Kec. Ulakan Tapakis; Korong Kampung Tangah dan Korong Lantak Mingkudu, Padang Bintungan, Kec. Nan Sabaris, dan Korong Balai Kudu, Nagari Kudu Ganting, Kec. V Koto Timur. Keseluruhan lokasi berada dalam wilayah Kabupaten Padang Pariaman.

Rekor Dunia
H. Basril Djabar menyatakan pembangunan 1.000 Huntara dalam 10 hari berpotensi tercatat sebagai rekor MURI bahkan Guiness Book of Records. "Bahkan jika bisa selesai dalam 30 hari pun, ini sudah merupakan rekor," ujar Pemimpin HU Singgalang di kediamannya saat bertemu Presdir DD.

Namun pihak DD menegaskan, pembangunan 1.000 Huntara bukan untuk mengejar pemecahan rekor. "Proyek ini dilakukan untuk sesegera mungkin membantu korban gempa agar mereka bisa secepatnya keluar dari tenda darurat dan tinggal di tempat yang lebih layak," tandas Iman. (www.dompetdhuafa.or.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar