-->

FOZ adalah Asosiasi Organisasi Pengelola Zakat Indonesia berfungsi sebagai wadah berhimpunnya BAZ dan LAZ di Indonesia. berdiri pada hari Jumuat Tanggal 19 Sep 1997
Hadiri dan Ramaikan World Zakat Forum Days 2010 di Yogyakarta 28th September - 2nd Oktober klik di sini

Kamis, 25 November 2010

OPZ dan Lembaga Kemanusiaan Sepakat Menjalin Sinergi Lagi


Musibah beruntun kembali menimpa negeri ini. Banjir dan longsor di Wasior, belum tuntas ditangani datang lagi gempa dan tsunami di Mentawai. Sepekan kemudian disusul erupsi di merapi. Semua itu menjadikan pendewasaan kita untuk semakin mengeratkan tali sinergi. Bukan berjalan sendiri-sendiri, melainkan bersama-sama membantu penanganan korban di lokasi. Juga bukan untuk memperlihatkan kepandaian dan ego lembaga yang bertujuan hanya untuk mencari sensasi.

Forum Zakat selaku asosiasi kembali merangkul semua pihak. Baik yang bernaung sebagai anggota maupun di luar anggota. Untuk bersama-sama merumuskan program jangka panjang, terutama di masa rekontruksi / rehabilitasi. Karena di masa tanggap darurat, semua organisasi yang terjun di lokasi, telah mengerahkan seluruh kemampuannya. Mulai evakuasi korban, penyediaan logistik, layanan kesehatan, trauma healing dan sebagainya.

Program sinergi merupakan program yang diperuntukkan bagi korban musibah dalam jangka panjang. Karenanya butuh persiapan matang. Rumusan itu perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi di lokasi bencana. Juga memperhatikan resources dan kemampuan masing-masing pihak yang terlibat dalam sinergi. Sehingga program hasil sinergi dapat benar-benar terasa manfaatnya bagi korban. Seperti pembangunan masjid di Cigalontang, Tasikmalaya yang baru-baru ini diresmikan dan pembangunan Sekolah di Bungus, Padang. Keduanya merupakan buah dari sinergi anggota FOZ.

Hal yang sama akan dilakukan di ketiga lokasi musibah, yakni Wasior, Mentawai dan korban merapi, di Jawa Tengah dan sekitarnya. Demikian kesepakatan yang dicapai pada rapat gabungan koordinasi bencana antara FOZ dan lembaga kemanusiaan, Jumat 29 Oktober 2010 di Kebonsirih Jakarta.

Musyawarah yang dihadiri perwakilan 11 organisasi zakat dan lembaga kemanusiaan ini sepakat membentuk sinergi untuk ketiga lokasi musibah di negeri ini. Sebagai wujud komitmen bersama melanjutkan sinergi yang telah berjalan sebelumnya.

Perlu Modal Produktif
Setelah masa tanggap darurat selesai, program yang dibutuhkan di Wasior menurut usulan Hasanuddin adalah membangun pasar, membangun masjid dan penyediaan sarana transportasi. “Ketiga hal tersebut sangat dibutuhkan saat ini,” ujar Hasanuddin, Ketua Dompet Peduli Lentera Hati, Wasior, yang sengaja hadir untuk bermusyawarah tentang penanganan korban di Wasior. Ketiga hal tersebut sangat dibutuhkan warga korban banjir dan longsor. Karena saat ini bantuan logistik sudah lebih dari cukup, sementara mereka harus tetap bertahan hidup dan tidak bisa hanya mengandalkan bantuan logistik semata.

Permasalahan lainnya adalah keengganan warga untuk kembali ke rumah mereka yang kondisinya rusak berat. Mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa dengan kondisi seperti itu. Karenanya, dengan dibangunkan pasar dan diberi modal usaha, Hasanuddin yakin warga akan segera bangkit dari keterpurukannya.

Tomy Hendrajati, Direktor Program PKPU, yang saat itu turut hadir bermusyawarah, bisa memahami kondisi Wasior. Karenanya ia mendukung usulan Hasanuddin. Hal senada juga disampaikan Bambang Suherman, Manager Penyaluran Bantuan Dompet Dhuafa. Bambang menambahkan, DD sebetulnya sudah siap membangun hunian sementara (Huntara) bagi korban Wasior. Hanya saja terkendala masalah status kepemilikan tanah. Menurut keterangan yang didapatkan oleh Bambang, yang juga dikuatkan oleh Tomy dan Hasanuddin, soal kepemilikan tanah di Wasior terdengar sangat unik. Seseorang, meskipun sudah memiliki sertifikat tanah, tapi jika ada pihak lain yang mengakui dan mereka bisa ngotot dengan pengakuan itu lalu ia menang, maka status kepemilikan tanah bisa berpindah tangan. Karenanya, ketika DD dan PKPU ingin membangun hunian sementara bagi korban di Wasior perlu hati-hati. Meskipun saat ini, masalah tempat tinggal juga menjadi kebutuhan pokok di Wasior.

Peserta rapat juga mempertanyakan apakah lokasi longsor dan banjir masih bisa dibangun lagi atau tidak? Ini perlu pertegas. Sebab jangan sampai ketika kita sudah merencanakan sesuatu di sana, ternyata hasil penelitian lokasi tersebut tidak layak lagi sebagai tempat tinggal. Inilah yang menjadi PR Hasanuddin selaku perwakilan Wasior untuk menanyakan kepada pemda setempat.

Sementara untuk pengiriman bantuan ke Mentawai, telah disiapkan kapal pengangkut bantuan. Kapal ini merupakan bantuan dari mitra BMM (Baitul Maal Muamalat) di Padang. “Kapal ini siap mengangkut bantuan ke Mentawai,” ujar Herman Susilo, Humas BMM yang turut hadir pada musyawarat tersebut. Bagi siapapun yang ingin mengangkut bantuan menyebrang ke Mentawai, bisa bekerjsama dengan pemilik kapal. Untuk program jangka panjang di Mentawai, masih menunggu usulan grand desain program dan anggaran dari masing-masing organisasi yang hadir pada saat itu.

Begitu juga dengan penanganan korban letusan gunung merapi. Di masa tanggap darurat ini, masing-masing organisasi diberi keleluasaan menyalurkan bantuan dalam bentuk apapun. Tergantung kemampuan masing-masing. Bagi yang punya resources layanan kesehatan, bisa membuka posko kesehatan, bagi yang punya dana, bisa memberikan bantuan dalam bentuk sembako dan kebutuhan lainnya. Sedangkan Forum Zakat, menurut penjelasan Sekretaris Jenderal FOZ, Teten Kustiawan, yang memimpin rapat pada saat itu, difungsikan sebagai sentral informasi, komunikasi dan koordinasi. FOZ menampung seluruh data informasi korban dan peta pengungsian.

Setelah masa tanggap darurat selesai, baru akan diputuskan jenis program sinergi yang berskala besar untuk rekontruksi fisik dan rehabilitasi fungsi ekonomi dan pendidikan bagi korban letusan merapi dan tsunawi di Mentawai. Hanya saja diusulkan agar FOZ segera menambah satu bidang lagi khusus penanganan bencana. Tujuannya agar program sinergi lebih berjalan terarah. [n]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar