
Tiada terasa, Ramadhan kembali menyapa. Bulan agung yang penuh berkah itu tak pernah jemu datang berkunjung. Penghulu segenap bulan yang sarat dengan cinta itu tak pernah letih menebar kasih. Bulan utama pemutih noda itu tak pernah lelah mengalirkan maghfirah. Dalam bulan dengan berjuta pahala itu pintu-pintu sorgaNya senantiasa terbuka.
Karenanya, Rasulullah saw dan para sahabat senantiasa menanti-nanti kedatangannya. Generasi terbaik itu selalu melantunkan untaian do’a penyambut Ramadhan, ”Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah usia kami hingga bulan Ramadhan.” Komunitas termulia itu dua bulan penuh menyesuaikan alur hidup diri dan keluarganya dengan alur Ramadhan. Nuansa Ramadhan sudah ada dalam kehidupan keluarga mereka semenjak dua bulan sebelum Ramadhan.
Mereka mengerti benar bahwa berjuta cinta, nikmat dan ampunan Allah SWT melimpah ruah di bulan Ramadhan. Karenanya, manusia-manusia mulia itu tak pernah membiarkan detik-detik Ramadhan mereka hampa dari cintaNya. Mereka tak pernah membiarkan waktu Ramadhannya berlalu tanpa ampunanNya. Ramadhan menjadi puncak keshalihan mereka kepada Allah SWT dan menjadi puncak kebaikan mereka kepada sesama.
Detik-detik Ramadhan adalah detik-detik cinta. Saat kita mampu melewatinya dengan mendekat mesra kepadaNya, akan mengalir ke dalam sukma kita cinta dari Dzat Pemilik Cinta. Cinta seperti itulah yang akan membuat kita tak pernah letih menebar kasih kepada sesama. Cinta seperti itulah yang membuat kita menempati ruang istimewa dalam hati sesama. Cinta seperti itulah yang dianugrahkan Allah SWT kepada kekasihNya, Rasulullah saw, sebagaimana yang disampaikan ’Aisyah,” Rasulullah saw adalah manusia yang paling dermawan. Dan beliau semakin dermawan saat bulan Ramadhan.”
Memendarnya cahaya cinta dalam jiwa manusia di bulan Ramadhan harus direspons dengan elegan oleh para eksekutif zakat dari Lembaga Amil Zakat maupun Badan Amil Zakat. Masyarakat harus disentuh jiwanya dan digugah hatinya agar sensitivitas sosialnya menjadi lebih tajam, supaya kepedulian sosialnya menjadi lebih kuat. Lembaga maupun Badan Amil Zakat harus berkompetisi dengan cantik untuk menyentuh sukma dan menggugah rasa masyarakat agar terus mampu merajut cinta kepada sesama dengan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar