-->

FOZ adalah Asosiasi Organisasi Pengelola Zakat Indonesia berfungsi sebagai wadah berhimpunnya BAZ dan LAZ di Indonesia. berdiri pada hari Jumuat Tanggal 19 Sep 1997
Hadiri dan Ramaikan World Zakat Forum Days 2010 di Yogyakarta 28th September - 2nd Oktober klik di sini

Selasa, 18 Agustus 2009

Tradisi DD di Bulan Rahmat

Bulan Ramadhan bagi LAZ seperti Dompet Dhu’afa (DD) merupakan momentum tepat untuk mengerjakan berbagai jenis program yang sudah menjadi rutinitas bertahun-tahun yang dikenal dengan sebutan Program Terpadu Ramadhan. Kegiatan tersebut dikawal oleh tim khusus yang disebut Tim Ramadhan yang diisi orang-orang yang berada pada posisi lintas departemen yang digabung menjadi kepanitiaan tersendiri. Mereka bertugas menyelenggarakan program dalam rentang satu bulan baik berupa charity maupun pemberdayaan.



Beberapa program yang dilakukan adalah pertama Sahur Berkah. Target pesertanya adalah kaum dhu'afa. Acara ini jarang dilakukan oleh lembaga-lembaga sejenis karena biasanya banyak lembaga yang terkonsentrasi pada acara buka puasa bersama. Adapun lokasi acara tersebut rencananya akan digelar di daerah pinggiran Jakarta yang kumuh seperti Marunda, Bekasi, Tangerang dan beberapa tempat lainnya. Ada delapan titik lokasi yang akan menjadi sasaran program ini. “Hanya tidak setiap hari. Cuma hari Sabtu dan Minggu saja. Kebetulan di tahun ini bekerja sama dengan sebuah stasiun swasta,” kata Arifin Purwakananta Direktur Program DD.



Kegiatan ini merupakan rangkaian aktivitas rutin program Paket Pesantren Ramadhan yang diadakan di tempat-tempat kumuh dengan sasaran utama anak-anak usia sekolah yang menitikberatkan pada mata ajar pendidikan keagamaan selama satu pekan seperti membaca al-Qur'an, dongeng Islami, games dan sebagainya.



Kegiatan lainnya adalah Pasar Rakyat yang diadakan di Zona Madina, Jampang, Parung, Bogor. Caranya dengan mendatangkan produk-produk murah sehingga pedagang kecil yang selama ini terpinggirkan bisa menjajakan dagangan secara bebas. Bersamaan dengan itu dalam acara tersebut juga dimeriahkan dengan menampilkan kegiatan-kegiatan seperti karnaval, pencak silat dan penampilan kesenian islam. Dalam acara itu DD juga melibatkan kesenian dari masyarakat lokal berupa Rampak Bedug.



Program yang dicanangkan DD bukan saja untuk orang luar tetapi juga menyasar orang dalam DD sendiri yang selama ini bertugas sebagai amil. Kegiatan yang yang disebut Asistensi Amil yang berbau charity ini menerjunkan petugas-petugas amil untuk mendatangi 'kampung' halaman masing-masing mencari sebanyak-banyaknya mustahik untuk dilakukan pendataan lantas nantinya akan dibantu. Dengan begitu orang-orang tersebut akan tahu betul bagaimana sebetulnya menghadapi mustahik. “Di DD kan ada yang kerjanya cuma di depan komputer, supir, atau hanya ngurus keuangan. Dengan terjun ke lingkungan mereka diharapkan bisa melek dengan keluhan mustahik. Cuma plafon bantuan yang diberikan tetap dibatasi,” paparnya.



Momentum Fundraising

Ramadhan bukan sekadar momentum untuk menjalankan berbagai macam program tetapi menjadi ajang untuk mencari donasi. “Tiga puluh persen dana DD didapat di bulan itu,” akunya. Maka untuk maksimalisasi pendapatan donasi DD membuka lebar-lebar seluruh kran dan cara yang potensial guna mencari donasi. Untuk pembukaan counter zakat di Jakarta saja disiapkan sekitar 150 titik, bukan saja di pusat perbelanjaan, tetapi restoran dan perkantoran juga tak luput dari perhatian DD. DD juga menggandeng beberapa bank besar agar bisa membuat counter khusus (banking chanel). Kerjasama zakat dengan SMS juga dijajal dengan sebuah provider. “Kegiatan fundraising menerjunkan 150 orang jika ditambah dengan program menjadi 250 orang,” katanya.



Selain itu DD pun memiliki tim khusus untuk menjemput zakat dengan mendirikan lima pos di Jakarta. Meski demikian keamanan tetap dikedepankan. Semua yang dilakukan oleh DD tersebut tak lain untuk mempermudah para calon muzakki melakukan kewajibannya. “Sehingga tak ada tempat bagi orang yang bilang mau zakat itu susah,” tegasnya. Sedang cara pengumpulan zakat itu sendiri terinspirasi dari pembukaan surat At-Taubah ayat 103 “khudz” yang tidak harus dijabarkan dengan pengertian manual atau tradisional tapi juga bisa lewat cara-cara modern yang cepat dan efesien. Dengan metode di atas Arifin menandaskan lembaganya menargetkan pencapaian dana bisa sampai di angka Rp 33 milliar. Kalau pun meleset hanya tidak akan terlalu jauh paling tinggi meleset 20 persen. (m)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar